Kisah nyata bagaimana dengan uang 10 Ribu bisa sampai rumah.

Sore itu tanggal 8 February 2019, seperti biasa setiap Jum'at sore sepulang dari kampus  di awal bulan saya pergi ke terminal Purabaya atau Bungurasih untuk tujuan Ponorogo. Perjalanan dari kampus sekitar jam 04.00 WIB tepat, sehabis check log di mesin absensi saya dan teman saya yang orang Ngajuk berangkat ke terminal. Perlu diketahui bahwa setiap pulang saya selalu nebeng/bareng sama teman saya yang rumahnya Nganjuk ini, namanya Pak Agung, begitulah sapaan akrab saya ke beliau. Kalau saya pulang setiap sebulan sekali, kalau Pak Agung ini setiap minggu sekali, maklum beliau sudah berkeluarga. Mungkin saya juga gitu kalau sudah berkeluarga :-D

Seperti biasa ketika Jum'at sore kala itu jalanan macet, terutama disekitar Semolo Waru dan Jl. Diponegoro. Baru sekitar 45 menit perjalan kami sampai di terminal Purabaya. Sebelum berangkat, saya dan teman saya kuliah yang juga sama-sama orang Ponorogo janjian untuk ketemu diterminal. Dia berangkat dari kostan adiknya, dan dianter pula adiknya ke terminal. Sebelum berangkat saya dan teman saya ini janjian jika nyampe diterminal duluan untuk segera mencari bis PO. Aneka Jaya. Ya, bus yang tujuan akhir Pacitan ini adalah langganan saya ketika saya pulang ke Ponorogo. Alasannya karena bisnya yang nyaman dan bersih serta AC nya wus-wus. Selain itu juga biasanya kalau bis ini selalu nge-Tol sehingga lebih cepet nyampai Ponorogo dan saya bisa turun dekat rumah meskipun masih perlu penjemputan taman atau Bapak. :-D



Sore itu saya ternyata tiba lebih dulu dari pada teman saya. Akhirnya saya yang nyari bis Aneka Jaya. Gak perlu waktu lama bagi saya untuk menemukan bus dengan cat Merah tersebut karena bus Aneka Jaya tidak akan masuk ke penaikan penumpang sebelum jam 17.45 WIB, jadi sebelum jam tersebut Aneka Jaya berada di parkiran. Ketika saya menemukan bis tersebut, saya berlari dan sambil melambaikan tangan ke Pak Benny (Kondektur Bus Aneka Jaya) tanda bahwa saya menyapa dan akan naik bis tersebut.

Ketika perjalanan ke terminal saya sudah WA dan SMS ke pak Benny, tetapi tidak dibalas. Kadang memang ketika saya merasa macet dijalan, saya menghubungi pak Benny untuk memesan tempat duduk, karena bus Aneka Jaya ini penumpangnya selalu penuh, telat sedikit saja bisa-bisa berdiri sampai Ponorogo. Pernah sekali dari Surabaya berdiri sampai Ponorogo, dan itu tidak asik gaes. heheh :-D

Pada saat saya melambaikan tangan ke Pak Benny, ternyata ada saudara saya yang memanggil yang kebetulan saudara ini sedang duduk bersama Pak Benny. Saya menggilnya Dek Erna meskipun dia sudah punya anak karena di keluarga kami memegang teguh silsilah. Jadi intinya mbah saya lebih tua dari mbahnya Dek Erna, makanya Dek Erna manggil saya 'Mas' dan saya 'Dek'. Sebenernya agak sungkan sih manggil Dek gitu soalnya secara umur jelas lebih tua, tapi ya gimana lagi. Akhirnya saya ngobrol-ngobrol bersama saudara saya dan pak Benny setelah saya menaruh tas dan sambil memesankan bangku utuk teman saya sambil menunggu teman saya. Akhirnya saya dikenalkan juga kepada Crew Aneka Jaya sama Dek Erna.

*****

Dan akhirnya tepat jam 17.45 WIB bis Aneka Jaya meluncur cepat ke arah Ponorgo lewat tol. Tarif dari Surabaya - Balong Ponorogo adalah 30 Ribu. Saya bayar itu ketika pak Kondekturnya menarik karcis. Dan setelah banyar karcis saya mencoba untuk istirahat. Tak lama kemudian ternyata uang dan karcis saya diminta sama pak kondekturnya katanya sudah dibayari sama mbaknya yang didepan. Pikirku pastilah itu Dek Erna. Kemudian setelah itu saya mengucapkan terimakasih karena sudah dibayari. Heheh

Setelah melewati berkilo-kilo meter jalan raya dan beribu-ribu kendaraan mobil dan motor, akhirnya kami (saya dan Dek Erna dan anaknya) turun di Balong,untuk temen saya turun di Alun-alun Ponorogo. Sesampainya di Balong kami dijemput sama Dek Sigit. Kalau saya biasanya sesampainya di Balong dijemput oleh teman atau kadang bapak, tapi kali ini beda. Dek Sigit ini adalah adeknya dari Dek Erna. Yangmana rumah saya dan rumah bapak nya Dek Erna dan Dek Sigit ini hanya berbatasan dengan masjid, jadi dekat banget.  Kami naik mobil hingga sampai kerumah. Dan kemudian saya mengucapkan terimakasih dan salam perpisahan karena telah mengantarkan hingga sampai rumah.

*****

Lah, korelasi dengan uang 10 Ribunya dimana ? SABAR.. hehe

Kalau dari cerita diatas, saya benar-benar tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk sampai kerumah kecuali untuk beli tahu goreng dan untuk pengamen yang ada dibis. Biasanya minimal saya mengeluarkan uang 50ribu untuk sampai dirumah.

Hal yang membedakan Jum'at itu dengan Jum'at sebelumnya adalah karena sebelumnya ketika Jum'atan saya memasukkan uang 10 Ribu dengan niat sedekah, mengingat akhir-akhir ini pengeluaran (baca: sedekah) saya lagi banyak-banyaknya sedangkan sumber penyinaran hanya ada satu yaitu dari gaji bulanan. Saya berharap Allah SWT yang akan membalas ketika saya memasukkan uang itu kedalam kotak amal masjid.

Dan benar saja, Allah SWT tidak pernah ingkar janji. Allah bayar 10x lipat lebih dengan perjalanan saya dari kampus hingga ke rumah. Adapun hikmah yang saya ambil dari cerita hari tersebut adalah :
  1. Saya jadi lebih dekat dengan  Crew Aneka Jaya. 
  2. Perjalanan dari Surabaya - rumah naik mobil semua. (biasanya dijemput teman pakai motor, kali ini pakai mobil)
  3. Perjalanan pulang gratis
  4. Semakin yakin dengan ilmu sedekah. Makin Memberi, Makin Kaya
  5. Semoga dengan kisah ini menjadikan saya jadi gemar dan ikhlas dalam bersedekah. Amin
** Catatan :
Tulisan ini saya tulis tidak bermaksud untuk pamer sedekah. Niat saya hanya untuk memberikan motivasi kepada pengunjung dan pembaca blog ini bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta kita, tetapi menjadikan harta kita semakin bertambah, bertambah, dan bertambah.

Terimakasih kepada KH. Ust. Yusuf Mansyur yang mengajarkan dan berbagi Ilmu sedekah kepada saya meski hanya melalui video beliau di YouTube. Semoga beliau diberikan umur yang panjang dan kesehatan serta rezeki yang luas oleh Allah SWT. Dan saya berharap bisa bertemu langsung dengan beliau.

😊😊❤❤